PSN Tol Kuala Tanjung – Indrapura Menyisakan Persoalan Yang Belum Tuntas, Warga Ngadu Ke Presiden

Semangat Aktivis pejuang keadilan Fron Komunitas Indonesia Satu (FK-1) asal Sumatra Utara tak pernah padam untuk memperjuangkan hak masyarakat yang terzolimi karena dampak dari sebuah pembangunan proyek strategis nasional pembangunan jalan tol Kuala Tanjung – indrapura Kabupaten Batubara yang menyisakan sejumlah masalah di tengah masyarkat.

Syaifuddin Lubis, Ketua FKI-1 mengatakan bahwa oknum panitia pembebasan lahan di salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang ada di Sumatera Utara yakni pembangunan ruas Tol Kuala Tanjung-Indrapura, Kabupaten Batubara, yang dalam waktu dekat akan digunakan (diresmikan), sampai hari ini masih menyisakan persoalan pembebasan lahan tanah warga sekitar bernama Fery Napitupulu.

“Diduga oknum panitia pembebasan lahan jalan tol Kuala Tanjung-Indrapura telah melakukan perbuatan zalim kepada masyarakat bernama Fery Napitupulu,” tegas Syaifuddin Lbs

Hal itu diungkapkannya saat mengisi podcast di balai wartawan PWI Koordinator Jakarta Barat belum lama ini.

Syaifuddin Lubis menuturkan, sebagai orang yang telah mendapat kuasa dari Fery Napitupulu, dirinya sudah sembilan bulan lebih berada di Ibu Kota Jakarta untuk mencari keadilan dan mengadukan perbuatan zalim yang dialami Fery Napitupulu kepada pihak pemerintah pusat hingga kini belum mendapat jawaban pasti dari pemerintah atau instansi terkait

Sejumlah upaya telah dilakukan Syaifuddin Lubis dan Fery Napitupulu. Mulai dari mengirim surat kepada pemerintah atau instansi terkait, termasuk mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo, Menkopolhukam Mahfud MD, bahkan yang terakhir berkunjung langsung ke Kantor Staf Presiden (KSP) yang dikepalai Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, masih belum mendapat respon yang positif.

“Kami mencium ada aroma yang tidak beres dalam penetapan harga ganti pembebasan lahan milik Fery Napitupulu ini, dan pada saatnya pasti kami ledakkan kalau masalah yang kami bawa ini tidak selesai dengan baik,” ujar Syaifuddin Lbs menambahkan.

Bahkan teranyar, pada Rabu (18/10/2023) lalu, lanjut Syaifuddin Lubis, dirinya bersama tim FK-1 Sumut harus mendatangkan Fery Napitupulu dari Sumut untuk melakukan aksi tutup mulut di depan Istana Negara karena keluarga Fery Napitupulu dan FK-1 Sumut sudah jenuh dengan bahasa aturan dan hukum yang disampaikan pihak jalan tol, sementara mereka sendiri dalam pelaksanaanya diduga tidak melaksanakan aturan dan hukum yang berlaku.

“Aksi tutup mulut ini dilakukan karena keluarga dan dirinya sudah jenuh dengan bahasa aturan dan hukum yang disampaikan pihak-pihak terkait sementara dalam pelaksanaannya mereka diduga tidak menjalankannya sesuai aturan hukum yang berlaku,” tambah Syaifuddin Lubis.

Ia berharap aksi tutup mulut yang dilakukan Fery Napitupulu beberapa waktu lalu itu dapat dilihat Presiden Jokowi beserta staf-stafnya dan segera memanggil pihak-pihak terkait sehingga persoalan yang dialami Fery Napitupulu ini dapat diselesaikan dengan baik.